Rabu, 16 Agustus 2017

Kemerdekaan Ialah Hak Segala Bangsa, Termasuk Bangsa Suket-suketan

Besok, Kamis Wage, 17 Agustus 2017 adalah perayaan 72 tahun sebuah republik yang begitu elok alamnya bernama Indonesia. Kemeriahan sudah terasa sejak beberapa hari yang lalu. Di televisi menyiarkan acara bertema Agustusan, di jalanan berjajar bendera merah putih dan umbul-umbul berwarna-warni, di tiap lapangan desa juga digelar perlombaan dan pementasan, di media sosial berderet-deret pekikan membuat pitulasan semakin semarak.

Sebenarnya saya juga ingin berpartisipasi dalam perayaan, turun gelanggang dalam lomba balap karung dan memasukkan paku dalam botol. Jika saja panitia lomba tidak menghalangi niat suci dan semangat nasionalis saya dengan membatasi usia peserta, pasti saya mempunyai prestasi yang membanggakan keluarga. Prestasi yang dapat digunakan sebagai bahan cerita untuk anak cucu kelak.

Lalu bagaimana? Saya harus melantangkan pekik merdeka dengan cara apa? Padahal saya ingin juga meneladani pejuang-pejuang dulu merebut kemerdekaan dengan berdarah-darah, penuh luka dan perih. Arrgghh!

Kemudian saya teringat Chromolaena odorata. Tanaman paling merdeka yang dikenalkan sahabat kecil saya.

Dengkul saya pernah mlocot karena jatuh saat bermain bersama dengan sahabat tersebut. Ada luka terbuka dan darah yang mengalir.  Sahabat baik saya lantas menumbuk beberapa lembar daun dengan batu lalu membalurkannya ke dengkul saya.

Sembari meringis, saya menayakan nama daun tersebut. Allahuakbar! Namanya adalah daun merdeka.

Daun ini memang dikenal oleh orang untuk pertolongan pertama kepada penderita luka terbuka. Di daerah saya masih sering digunakan jika berada dalam kondisi darurat. Entah karena jatuh atau tersayat beda tajam, sabit saat merumput misalnya.

Tanaman merdeka termasuk tanaman yang umum ditemui karena tanaman ini merupakan jenis tanaman liar. Leluasa, dapat tumbuh di mana saja, tidak menghamba pada siapapun, tidak terikat atau kepada pihak tertentu. Merdeka yang sungguh-sungguh merdeka! Tanaman ini hampir ada di setiap daerah terutama pada tempat-tempat yang ditumbuhi rumput liar. Dulu saya sempat mengira, yang dinamakan semak-semak adalah tanaman ini.

Saking banyaknya, banyak yang menduga ini adalah tanaman asli Indonesia. Jebul tanaman berasal dari Amerika Selatan dan Amerika Tengah yang telah menginvasi daratan Asia, Afrika dan Pasifik.

Di daerah lain, tumbuhan yang tumbuh di iklim tropis dan subtropis ini nama unik, daun kopasanda. Nama ini diambil dari nama pasukan Komando Pasukan Sandi Yudha. Kopasandha yang merupakan pasukan khusus Angkatan Darat (sekarang Kopassus) yang pernah melakukan operasi pembebasan sandera yaitu para awak dan penumpang pesawat DC-9 Woyla Garuda Indonesian Airways yang dibajak sekelompok ekstremis.

Konon, tumbuhan ini sengaja ditumbuhkan di Indonesia untuk latihan tempur para pasukan dan sebagai pengobatan pertama saat ada pasukan yang terluka.

Ada juga yang menyebutnya daun golkar (haduh!) karena bentuk helai daunnya mirip dengan bentuk logo partai. Ada juga yang menyebut daun minjangan, rumput belalang, rumput putih,  kirinyu , takelan, gonrong-gonrong, daun siam dan lain-lain. Ada banyak nama. Saya sebenarnya juga kurang yakin ketika menyebut daun merdeka, jangan-jangan itu hanya istilah sahabat saya sendiri. Blaik!

Sekalipun merdeka, tanaman ini sering disebut musuh petani. Tumbuh dengan cepat lalu membentuk tegakan padat yang dapat mencegah terbentuknya jenis tumbuhan lain. Ini adalah pesaing agresif dan mungkin memiliki efek alelopati, mengganggu tanaman lain.

Daun merdeka mempunyai bau khas kalau dicium. Langu, kalau dalam bahasa saya. Masih mempunyai hubungan keluarga dengan bunga matahari. Mungkin keponakannya.

Mengandung alkaloid, pyrrolizidine, karsinogenik. Tidak dapat digunakan untuk makanan ternak. Beracun. Ternaknya juga tidak doyan. Sumpah, saya pernah mencoba memberikannya pada kambing.

Dalam sebuah penelitian, menunjukkan bahwa tanaman tersebut bersifat larvisida. Mungkin esok hari akan ada putra-putri bangsa yang menggunakannya sebagai bahan alternatif untuk obat anti nyamuk. Ekstrak tumbuhan ini juga dapat digunakan untuk membasmi hama tanaman. Namun cara membuatnya belum akan saya tulis sekarang.

Beberapa sumber bacaan ada yang yang menyebutkan tumbuhan ini dapat membantu penyembuhan diabetes, radang, hingga melancarkan tekanan darah. Sayangnya, saya belum sempat meriset manfaat tersebut.

Satu-satunya pembuktian saya ya itu tadi, sebagai penyembuh luka. Caranya mudah saja, siapkan beberapa lembar daun merdeka, usahakan yang bagian pucuk. Bersihkan dengan air. Lalu hancurkan, bisa diremet-temet atau ditumbuk. Terserah. Balurkan ke bagian luka yang terlebih dulu dibersihkan. Bisa dibalut dengan kain atau tali jika diperlukan. Dengan izin Allah, luka akan cepat kering.

Perlu diingat, ini khusus untuk luka ringan saja lho. Kalau terluka parah, ya… segera bawa ke UGD.

Advertiser